1. PENDAHULUAN
Semantik diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti. Chaer (2009:2). Menurut Kridalaksana (2008:216) Semantik adalah
bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan
struktur makna suatu wicara; sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu
bahasa atau bahasa pada umumnya.
Jika makna sebuah kata secara sinkronis tidak akan
berubah maka secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah. Tidak tertutup
kemungkinan perubahan makna dikarenakan oleh bahasa tersebut bersifat dinamis.
Bahasa bersifat dinamis berarti bahasa yang kita miliki akan terus berkembang
selagi manusia menggunakan bahasa tersebut. Seperti pada realita yang terjadi
banyak kata-kata yang sering digunakan mengalami perubahan makna, seperti di
surat kabar, majalah, dan berbagai media lainnya.
2. PERUBAHAN
MAKNA
Perubahan menurut Depdiknas (2008:1514) adalah hal
(keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Sedangkan makna menurut Kridalaksana
(2008:148) adalah maksud pembicaraan; pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman
persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; hubungan, dalam arti
kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa; cara
menggunakan lambang-lambang bahasa. Selanjutnya dalam Depdiknas (2008: 864)
makna adalah arti; maksud pembicara atau penulis. Dari beberapa definisi
tersebut, maka perubahan makna merupakan berubah atau bertukarnya arti kata
yang digunakan oleh manusia atau kelompok manusia. Perubahan makna menurut
Chaer (2009) disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
2.1 Perkembangan
dalam Ilmu dan Teknologi
Berkembangnya ilmu dan teknologi dapat menyebabkan
perubahan makna. Kata yang mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang
sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah
sebagai akibat dari pandangan baru atau temuan ilmu dan teori yang baru sebagai
akibat dari perkembangan teknologi tersebut.
Perubahan makna yang disebabkan oleh perkembangan
ilmu dan teknologi adalah pada kata Perusaahan
Listrik Negara (PLN). Akibat adanya perkembangan teknologi kata ini jarang
dipakai karena adanya perkembangan teknologi sehingga penyebutannya lebih
dikhususkan kepada tenaga yang dipakai sebagai pembangkit listrik tersebut,
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap
(PLTGU).
2.2 Perkembangan
Sosial dan Budaya
Perkembangan sosial dan budaya juga merupakan
penyebab terjadinya perubahan makna. Misalnya pada kata bidan. Akibat dari adanya perubahan sosial kemasyarakatan maka kata
tersebut digunakan untuk orang yang telah mendapat pendidikan dari akademi
kebidanan saja. Namun pada zaman dahulu kata bidan biasa digunakan untuk orang yang menolong proses bersalin
meskipun tidak mendapat pendidikan atau hanya berdasarkan pengalaman, biasanya
disebut juga dengan dukun beranak.
2.3 Perbedaan
Bidang Pemakaian
Setiap kegiatan memiliki kosakata tersendiri yang hanya
dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidangnya. Misalnya kata mengeruk digunakan untuk kegiatan
menggali tanah atau mengambil sesuatu yang ada di dalam. Kata memancing digunakan untuk kegaiatan
menangkap ikan. Kata terbang
digunakan untuk burung, karena burung memiliki kemampuan untuk terbang. Namun,
pada kenyataannya kata-kata yang tercetak miring tersebut juga digunakan dalam
bidang-bidang lain. Seperti kata mengeruk, Angelina
mengeruk dana pembangunan Wisma
atlet. Mengeruk pada kalimat tersebut mempunyai makna mengambil. Kata
memancing, Robin memancing emosi Bima sehingga terjadi perkelahian itu. Kata
memancing berarti sengaja menimbulkan emosi. Kata terbang, Andi terbang ke Sulawesi kemarin.
Kata terbang bermakna perjalanan yang menggunakan pesawat terbang.
Kata-kata pada contoh tersebut digunakan dalam
bidang lain sehingga makna yang timbul tidak sama dengan makna yang semestinya.
DAFTAR
RUJUKAN
Chaer,
Abdul.2009. Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana,
Harimurti. 2009. Kamus Linguistik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar