Rabu, 13 Maret 2013

Perubahan Makna


1.      PENDAHULUAN
Semantik diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti. Chaer (2009:2). Menurut Kridalaksana (2008:216) Semantik adalah bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara; sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya.
Jika makna sebuah kata secara sinkronis tidak akan berubah maka secara diakronis ada kemungkinan bisa berubah. Tidak tertutup kemungkinan perubahan makna dikarenakan oleh bahasa tersebut bersifat dinamis. Bahasa bersifat dinamis berarti bahasa yang kita miliki akan terus berkembang selagi manusia menggunakan bahasa tersebut. Seperti pada realita yang terjadi banyak kata-kata yang sering digunakan mengalami perubahan makna, seperti di surat kabar, majalah, dan berbagai media lainnya.
2.      PERUBAHAN MAKNA
Perubahan menurut Depdiknas (2008:1514) adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Sedangkan makna menurut Kridalaksana (2008:148) adalah maksud pembicaraan; pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa; cara menggunakan lambang-lambang bahasa. Selanjutnya dalam Depdiknas (2008: 864) makna adalah arti; maksud pembicara atau penulis. Dari beberapa definisi tersebut, maka perubahan makna merupakan berubah atau bertukarnya arti kata yang digunakan oleh manusia atau kelompok manusia. Perubahan makna menurut Chaer (2009) disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
2.1  Perkembangan dalam Ilmu dan Teknologi
Berkembangnya ilmu dan teknologi dapat menyebabkan perubahan makna. Kata yang mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah sebagai akibat dari pandangan baru atau temuan ilmu dan teori yang baru sebagai akibat dari perkembangan teknologi tersebut.
Perubahan makna yang disebabkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi adalah pada kata Perusaahan Listrik Negara (PLN). Akibat adanya perkembangan teknologi kata ini jarang dipakai karena adanya perkembangan teknologi sehingga penyebutannya lebih dikhususkan kepada tenaga yang dipakai sebagai pembangkit listrik tersebut, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap (PLTGU).
2.2  Perkembangan Sosial dan Budaya
Perkembangan sosial dan budaya juga merupakan penyebab terjadinya perubahan makna. Misalnya pada kata bidan. Akibat dari adanya perubahan sosial kemasyarakatan maka kata tersebut digunakan untuk orang yang telah mendapat pendidikan dari akademi kebidanan saja. Namun pada zaman dahulu kata bidan biasa digunakan untuk orang yang menolong proses bersalin meskipun tidak mendapat pendidikan atau hanya berdasarkan pengalaman, biasanya disebut juga dengan dukun beranak.
2.3  Perbedaan Bidang Pemakaian
Setiap kegiatan memiliki kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidangnya. Misalnya kata mengeruk digunakan untuk kegiatan menggali tanah atau mengambil sesuatu yang ada di dalam. Kata memancing digunakan untuk kegaiatan menangkap ikan. Kata terbang digunakan untuk burung, karena burung memiliki kemampuan untuk terbang. Namun, pada kenyataannya kata-kata yang tercetak miring tersebut juga digunakan dalam bidang-bidang lain. Seperti kata mengeruk, Angelina mengeruk dana pembangunan Wisma atlet. Mengeruk pada kalimat tersebut mempunyai makna mengambil. Kata memancing, Robin memancing emosi Bima sehingga terjadi perkelahian itu. Kata memancing berarti sengaja menimbulkan emosi. Kata terbang, Andi terbang ke Sulawesi kemarin. Kata terbang bermakna perjalanan yang menggunakan pesawat terbang.
Kata-kata pada contoh tersebut digunakan dalam bidang lain sehingga makna yang timbul tidak sama dengan makna yang semestinya.


DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul.2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:     PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar